Rabu, 04 Maret 2015

First Anniversary



Title : First Anniversary
Autor : Shin Tama
Gender : romance
Cast :
Baekhyun (EXO)
Jung Hye Min (OC)



            Hye Min menyapukan brush on warna merah bata di pipinya yang tirus sebagai sentuhan terakhir. Selesai. Hye Min memandangi pantulan dirinya di cermin. Ia rasa sudah cukup. Sudah 1 jam lebih ia duduk di depan meja riasnya untuk berdandan. Menurutnya, 1 jam termasuk waktu yang cukup singkat untuk berias diri. Biasanya ia menghabiskan waktu lebih dari 2 jam. Dan itu membuat laki-laki itu mengeluh bosan, katanya ‘aku bisa membangun gedung 30 lantai karena menuggumu berdandan’. Tapi seperti biasa, Hye Min tak pernah peduli dengan perkataan laki-laki itu. Ia tetap melakukannya sesuka hati.
            Bunyi klakson mobil Baekhyun sukses menghentikan acara dandan Hye Min. Hye Min menyibak tirai jendela kamarnya dan mendapati Baekhyun keluar dari Bugatti Veyron metaliknya, lalu laki-laki itu melambaikan tangan ke arahnya. DEG...entah mengapa setiap melihat laki-laki itu, jantung Hye Min berpacu 2 kali lebih cepat dari seharusnya. Padahal ia sudah mengenal Baekhyun selama hampir 2 tahun, tapi rasanya baru kemarin laki-laki itu menyatakan cinta kepadanya yang membuat jantungnya melompat-lompat. Apakah ini normal?
            Baekhyun memandangi Hye Min dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gaun selutut yang berwarna soft gold sangat cocok di tubuh gadis itu, sepadan dengan warna kulitnya yang putih merona. Riasan wajah gadis itu juga tampak natural dan anggun. “jika ada bidadari yang melihatmu seperti ini, maka dia akan iri padamu.” Kata Baekhyun sambil  pintu mobil untuk Hye Min. “ku anggap itu pujian.” Balas Hye Min, lalu masuk ke mobil.
“kita akan makan malam dimana?”
“Pierre Gagnaire.” Jawab Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya.
jeongmal?
ne, kau senang?”
            Hye Min mengngangguk dengan senyum yang mengembang. Oh ya ampun Baekhyun, tidak perlu ditanya lagi. Wanita mana yang tidak senang di ajak makan malam di tempat yang mewah dengan suasana yang romantis. Membayangkannya saja sudah membuat Hye Min senang. Bagaimana tidak? Pierre Gagnaire termasuk 20 restoran terbaik di dunia. Restoran yang bertempat di lantai satu hotel Lotte itu menyajikan hidangan otentik khas Prancis yang membuat lidah siapa saja yang mencicipinya terbuai dibuatnya. Ditambah lagi, lokasi restoran itu sangat strategis. Menghadap ke pusat kota dan gunung Bukhan. Hye Min rasa, makan malam kali ini akan menjadi makan malam yang luar biasa menyenangkan.
            “Baekhyun-ah...” panggil seorang wanita ketika Baekhyun dan Hye Min hendak masuk ke gedung. Wanita itu menghampiri mereka berdua. “eoh? Ga In nuna?” gumam Baekhyun saat wanita itu sampai hadapannya. “ya, ini aku bagaimana kabarmu?” balas Ga In seraya memberi Baekhyun peluk sapa. Hye Min mengangkat sebelah alisnya ketika melihat adegan itu. “aku baik-baik saja. Hye Min-ah, kenalkan ini Ga In, sunbae-ku waktu SMA dulu. Ga In nuna, ini Hye Min, dia yeojachingu-ku.” Baekhyun saling mengenalkan kedua gadis itu.
“kau datang sendirian?” tanya Baekhyun.
“tidak. Aku sedang menunggu temanku. Sepertinya dia akan datang terlambat.”
“bagaimana jika kau bergabung dengan kami selagi menunggu temanmu itu?” tawar Baekhyun.
“baiklah. Aku paling tidak suka jika menunggu sendirian.”
            Hye Min menarik lengan Baekhyun, lalu berbisik kepadanya “kau bercanda?”. “sudahlah, hanya sebentar saja.” Baekhyun balas berbisik. Hye Min menghela napas pasrah. Hatinya merasa dongkol dengan sikap laki-laki itu. Apa yang sedang laki-laki itu pikirkan? Hari ini adalah anniversary hubungan mereka yang pertama. Hye Min berharap menghabiskan makan malam romantis bersama Baekhyun. Hanya berdua. Tapi apa yang laki-laki itu lakukan ? dia malah merusak moment makan malamnya dengan menyeret wanita lain bergabung kemejanya.
            Hye Min, Ga In, dan Baekhyun mengobrol sambil menikmati hidangan di restoran itu. Sebenarnya Hye Min tidak benar-benar ikut mengobrol. Pembicaraan didominasi oleh Ga In dan Baekhyun. Hye Min hanya sesekali menimpali pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua orang itu. Oh astaga Baekhyun. Kau pikir ini acara reuni? Gerutu Hye Min dalam hati.
“Hye Min-ssi, apakah Baekhyun suka membuatmu kesal?” tanya Ga In sambil memotong daging panggangnya.
“ya, terkadang.”
“kau harus sabar menghadapinya. Sejak dulu Baekhyun memang childish. Dan itu sering membuat orang kesal.” Ungkap Ga In seraya melirik Baekhyun, lalu menoleh ke arah Hye Min dan tersenyum.
“tentu. Aku akan berusaha sebisaku untuk menghadapinya.” Balas Hye Min sambil memaksakan seulas senyum.
            Rasa bosan mulai menyergap Hye Min. Ia kira makan malam ini akan berjalan sesuai yang ia bayangkan. Tapi dugaannya salah. Tidak ada alunan musik klasik yang mengiringi acara makan malamnya, yang ada hanya kicauan 2 orang yang sudah lama tidak bertemu. Hye Min mengaduk-aduk supnya tanpa ada niat untuk memakannya. Makanan disini rasanya mendadak hambar. Sepertinya suasana hatinya mempengaruhi indra pengecapnya.
“maaf, aku permisi ke toilet sebentar.” Kata Ga In seraya beranjak dari kursinya.
“eoh...silakan.” respon Baekhyun.
Hye Min berharap gadis itu bertemu dengan temannya, agar dia tidak kembali kemejanya dan Baekhyun.
            “kau mau kerang tiram?” tawar Baekhyun. “boleh.” Jawab Hye Min seraya mengnganggukkan kepalanya. Baekhyun memisahkan daging kerang dari cangkangnya, lalu meletakkan daging itu di piring Hye Min. “kau pernah membuatkanku kalung dari cangkang-cangkang kerang berbagai bentuk, kau masih ingat?” kata Hye Min ketika mengingat kalung itu. “maaf ya, sepertinya aku lupa.” Balas Baekhyun sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Hye Min kecewa mendengar penuturan kekasihnya itu. Padahal menurutnya, kalung itu hadiah tercantik yang pernah ia dapat dari Baekhyun karena kalung itu adalah buatan tangan laki-laki itu.
            7 menit kemudian Ga In kembali dari toilet. “apakah kalian mau sebotol wine?” tawar Ga In. “tentu. Ide yang bagus.” Timpal Baekhyun. Ga In melambaikan tangan lentiknya ke arah seorang pelayang pria yang memakai dasi kupu-kupu. Kemudian ia memesan sebotol wine setelah pelayan itu berada di hadapannya. “aku jadi teringat saat kita masih pacaran dulu. Kau selalu menantangku lomba minum. Tapi pada akhirnya akulah yang menjadi pemenangnya. Dan aku harus menyeretmu ke dalam mobil. Kau sangat berat saat itu.” Kata Ga In sambil menuangkan wine ke gelas Baekhyun. Baekhyun terkekeh seusai mendengar cerita Ga In mengenai masa lalu mereka. “aku bahkan pernah muntah di gaun yang baru kau beli.” Balas Baekhyun yang masih terkekeh.
            Hye Min hampir saja tersedak makanan yang sedang ia kunyah. “mwo? Kalian pernah pacaran?” tanyanya spontan dengan nada mengintrogasi. “iya, kami pernah pacaran. Tapi itu masa lalu. Kau tidak usah khawatir. Maaf ya, aku telah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.” Jawab Ga In dengan santai. Aura panas mulai menyelubungi tubuh Hye Min. Ia meminum wine-nya dengan sekali teguk. Ia tidak ada masalah dengan sikap childish Baekhyun yang kerap kali membuatnya kesal. Namun kali ini, laki-laki itu benar-benar membuatnya jengkel tingkat akut. Kau mengingat masa lalumu dengan Ga In, tapi kenapa kau melupakan kenangan kita? Kau anggap apa aku ini eoh? Tenggorokkan Hye Min tercekat, sampai ia tidak bisa menyuarakan kata-kata yang ada dipikirannya.
            Hye Min meraih botol wine, lalu menuangkannya ke dalam gelasnya yang kosong sampai hampir penuh. Kemudian, ia meneguknya lagi sampai tak tersisa sedikitpun. Hye Min sadar jika Baekhyun sedang menatapnya dengan alis mengkerut. Laki-laki itu pasti heran melihatnya minum sebanyak itu. Tapi, siapa peduli. Hye Min menghentakkan gelas kosongnya ke meja yang membuat perhatian Baekhyun dan Ga In tertuju padanya.
“aku permisi ingin pulang.” Kata Hye Min seraya bangun dari kursinya.
“tapi kau belum menyelesaikan makan malammu.” Respon Baekhyun.
“aku tidak napsu makan.”
“akan kuantar kau pulang.”
“tidak perlu, aku akan naik taksi.” Balas Hye Min ketus.
            Hye Min meninggalkan restoran itu dengan langkah cepat. Baekhyun menyusul gadis itu keluar gedung. Ia tahu, ada yang tidak beres dengan sikap kekasihnya itu.
“Hye Min-ah tunggu dulu ! kenapa kau seperti ini eoh? Baekhyun menahan pergelangan tangan Hye Min agar gadis itu tidak melangkah semmakin jauh.
“kau pikir apa yang kau lakukan? Bagaimana perasaanmu jika melihatku dekat dan akrab dengan mantan kekasihku?” Hye Min balik bertanya dengan yang berkaca-kaca.
“kau cemburu?”
“lepaskan tanganku!”
mianhaeyo, aku tidak sengaja membuat hatimu terluka.”
“biarkan aku pergi!”
shiro! Sebelum kau memaafkanku, aku tidak akan melepasmu. Akan kulakukan apapun untuk bisa mendapatkan maafmu.” Ucap Baekhyun tanpa mengalihkan tatapannya dari sepasang mata hitam gadis itu.
“jangan bertindak kekanak-kanakan!”
“lihat saja...”
            Baekhyun melepaskan tangan Hye Min, lalu mengambil langkah cepat menuju ke dalam gedung. Hye Min berdiri mematung. Otaknya mencerna kalimat laki-laki itu. Lihat saja... ucapan Baekhyun masih menggema di telinga Hye Min. Apa yang akan laki-laki itu lakukan? Gumam Hye Min dalam hati.
            Ponsel Hye Min berdering. Ia merogoh tas tangannya, lalu menempelkan benda persegi itu ke telingannya. “lihatlah ke atap gedung!” kata si penelfon. Hye Min menurut. Matanya membulat saat menemukan Baekhyun berdiri di pinggir atap gedung. “sedang apa kau disana?” tanya Hye Min tanpa melepas pandangannya dari atap.
“aku akan lompat dari sini jika kau tidak mau memaafkanku.”
“kau sudah gila?!”
“ya, aku gila karena kau yang marah padaku.”
“jangan bergerak, jika kau berani melangkah maka aku akan membencimu selamanya.” Respon Hye Min yang memberi penekanan dikalimat terakhirnya.
            Hye Min memutus sambungan telfonnya dengan Baekhyun. Dengan setengah berlari ia masuk ke dalam gedung, menuju lift untuk sampai dilantai tertinggi gedung itu.
“hentikan tindakan bodohmu itu!” kata Hye Min setelah berhasil menginjakkan kakinya di atap gedung.
“jika aku menurut, apakah kau akan memaafkanku?”
“hey, berfikirlah dewasa!”
“aku tidak mendengar kata ‘iya’ dari mulutmu, itu berarti tidak ada maaf untukku.”
            Baekhyun mundur satu langkah dan tindakkannya itu membuat hidup laki-laki itu terancam. “Baekhyun- ah~ ~ ~.” Hye Min berteriak histeris. Laki-laki itu tidak bercanda. Dia melangkah mundur selangkah lagi yang membuat kakinya tidak berpijak lagi di lantai. Tubuh laki-laki itu terhempas tertelan angin.
            Hye Min terduduk dilantai. Kedua kakinya lemas sampai ia tidak mampu lagi menopang tubuhnya. Ia tidak dapat merasakan degup jantungnya dan dadanya sesak karena sulit bernapas. Sekujur tubuhnya gemetar. “bukan seperti ini yang kuinginkan.” Lirih Hye Min dengan air mata yang mengalir. Ia berusaha bangkit, lalu berjalan menuju pinggir atap. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Ia berharap ada orang membangunkannya dari mimpi buruk ini.
“Jung Hye Min!” panggil seseorang dari dasar gedung menggunakan pengeras suara. Hye Min tersentak. Ia melongok ke bawah gedung. Ia melihat Baekhyun terduduk di atas matras raksaksa berisi angin. Tampak juga teman-teman dekat Baekhyun dan Hye Min di bawah sana. Apa-apaan ini? pikir Hye Min.
            “happy first anniversary. Saranghae Hye Min-ah.” Ucap Baekhyun lagi.
Baekhyun melihat Hye Min berjalan ke arahnya. Air wajah gadis itu tidak bisa ditebak. Baekhyun tidak dapat memprediksi reaksi seperti apa yang akan gadis itu tunjukkan. Ia siap kalaupun gadis itu akan menamparnya. Bisa jadi, rencananya ini telah membuat Hye Min merasa sangat jengkel.
            Grep... Hye Min menautkan kedua tangannya di tubuh Baekhyun. Ia mempererat lingkaran tangannya dan menyandarkan pipinya di dada laki-laki itu yang menurutnya tempat paling nyaman.  pabo! Aku hampir saja mati karena takut” omel Hye Min sambil lengan atas Baekhyun. “maafkan aku. Aku hanya ingin memberi kejutan.” Balas Baekhyun seraya menepuk-nepuk punggung Hye Min untuk menenangkan gadis itu. Baekhyun merogoh saku blezer-nya, lalu mengeluarkan sebuah benda. “ini untukmu.” Baekhyun menunjukkan benda itu kepada Hye Min.
            Sebuah kalung berliontin batu ruby menggantung di tangan Baekhyun. Hye Min meraih kalung itu. “kalungnya sangat cantik, gomawoyo.” Ucapnya, lalu kembali memeluk Baekhyun. Semua orang yang ada di sekitar mereka bersorak riuh. Ucapan ‘selamat’ dari teman-teman dekat pasangan itupun tak berhenti mengalir.
“apakah Ga In benar-benar mantan kekasihmu?” tanya Hye Min kepada Baekhyunn yang sedang memasangkan kalung di leher jenjang gadisnya.
anio, itu bagian dari skenario.” Sela Ga In yang tiba-tiba datang. “awalnya aku tidak setuju dengan rencana Baekhyun untuk mengerjaimu. Tapi, setelah aku tahu rencana akhir namja itu, aku berubah pikiran.” Lanjut Ga In.
daebak. Kalian sukses mengerjaiku. Yaa! Baekhyun-ah, kau jadi sutradara saja. Dan kau, Ga In-ssi, sepertinya kau berbakat jadi artis film.” Respon Hye Min sambil mengerucutkan bibirnya.
            Baekhyun terkekeh, lau mengacak pelan rambut Hye Min. Ia tahu jika gadis itu tidak benar-benar marah.
***

            Baekhyun dan Hye Min berjalan di trotoar pinggiran kota Seoul. Tangan mereka saling bertautan, mengisi ruang di antara jemari mereka yang kosong dan melengkapi satu sama lain. Karena acara makan malam mereka kacau, berjalan-jalan bukan hal yang buruk.
chagiya...”
“emh...” gumam Baekhyun.
“saat kau bilang tidak ingat mengenai kalung kerang yang kau buatkan dulu untukku, apakah itu bagian dari rencanamu juga?”
“tepat sekali. Aku berusaha membuatmu sekesal mungkin. Dan binggo...sepertinya aku berhasil.”
“ya itu sangat menyebalkan.” Hye Min memutar bola matanya ke arah lain.
“ada satu hal lagi yang tidak kau ketahui.”
“apa itu?” Hye Min mendelik ke arah Baekhyun.
“aku sudah menyukaimu sebelum kau mengenalku.”
“bagaimana bisa?”
            Baekhyun mengeluarkan sesuatu dari saku blezer-nya . sebelah alis Hye Min terangkat. “kerang?” gumamnya. “2 tahun lalu di pulau Jeju, aku melihatmu melemparkan kerang ini kepada salah seorang pengunjung pantai.” Papar Baekhyun.
            Hye Min memutar kembali memori yang telah usang di otaknya. Ya, ia ingat kejadian itu. Kejadian dimana ia sedang jengkel dan melampiaskan ganjalan hatinya itu pada sebuah kerang. Ia berniat melemparkan kerang itu ke laut, tapi sasarannya meleset, kerang itu malah mendarat di kepala seorang pengujung pantai. Mengetahui hal itu, Hye Min terbirit-birit meninggalkan tempat kejadian perkara itu.
“kau disana saat kejadian itu?”
“ya, aku melihat semuanya.” Jawab Baekhyun.
“aissh...itu memalukan. Bisa-bisanya kau jatuh cinta padaku di moment seperti itu.”

Cinta seperti ini,
tanpa ku ketahui,
datang dan menemukanku dengan tak diduga-duga
(EXO-Don’t Go)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar