Title
: First Anniversary
Autor
: Shin Tama
Gender
: romance
Cast
:
Baekhyun
(EXO)
Jung
Hye Min (OC)
Hye
Min menyapukan brush on warna merah
bata di pipinya yang tirus sebagai sentuhan terakhir. Selesai. Hye Min
memandangi pantulan dirinya di cermin. Ia rasa sudah cukup. Sudah 1 jam lebih
ia duduk di depan meja riasnya untuk berdandan. Menurutnya, 1 jam termasuk
waktu yang cukup singkat untuk berias diri. Biasanya ia menghabiskan waktu
lebih dari 2 jam. Dan itu membuat laki-laki itu mengeluh bosan, katanya ‘aku
bisa membangun gedung 30 lantai karena menuggumu berdandan’. Tapi seperti
biasa, Hye Min tak pernah peduli dengan perkataan laki-laki itu. Ia tetap
melakukannya sesuka hati.
Bunyi
klakson mobil Baekhyun sukses menghentikan acara dandan Hye Min. Hye Min
menyibak tirai jendela kamarnya dan mendapati Baekhyun keluar dari Bugatti
Veyron metaliknya, lalu laki-laki itu melambaikan tangan ke arahnya.
DEG...entah mengapa setiap melihat laki-laki itu, jantung Hye Min berpacu 2
kali lebih cepat dari seharusnya. Padahal ia sudah mengenal Baekhyun selama
hampir 2 tahun, tapi rasanya baru kemarin laki-laki itu menyatakan cinta
kepadanya yang membuat jantungnya melompat-lompat. Apakah ini normal?
Baekhyun
memandangi Hye Min dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gaun selutut yang berwarna
soft gold sangat cocok di tubuh gadis
itu, sepadan dengan warna kulitnya yang putih merona. Riasan wajah gadis itu
juga tampak natural dan anggun. “jika
ada bidadari yang melihatmu seperti ini, maka dia akan iri padamu.” Kata
Baekhyun sambil pintu mobil untuk Hye
Min. “ku anggap itu pujian.” Balas Hye Min, lalu masuk ke mobil.
“kita akan makan malam dimana?”
“Pierre Gagnaire.” Jawab Baekhyun tanpa mengalihkan
pandangannya dari jalan raya.
“jeongmal?”
“ne, kau
senang?”
Hye
Min mengngangguk dengan senyum yang mengembang. Oh ya ampun Baekhyun, tidak
perlu ditanya lagi. Wanita mana yang tidak senang di ajak makan malam di tempat
yang mewah dengan suasana yang romantis. Membayangkannya saja sudah membuat Hye
Min senang. Bagaimana tidak? Pierre Gagnaire termasuk 20 restoran terbaik di
dunia. Restoran yang bertempat di lantai satu hotel Lotte itu menyajikan
hidangan otentik khas Prancis yang membuat lidah siapa saja yang mencicipinya
terbuai dibuatnya. Ditambah lagi, lokasi restoran itu sangat strategis.
Menghadap ke pusat kota dan gunung Bukhan. Hye Min rasa, makan malam kali ini
akan menjadi makan malam yang luar biasa menyenangkan.
“Baekhyun-ah...”
panggil seorang wanita ketika Baekhyun dan Hye Min hendak masuk ke gedung.
Wanita itu menghampiri mereka berdua. “eoh? Ga In nuna?” gumam Baekhyun saat wanita itu sampai hadapannya. “ya, ini
aku bagaimana kabarmu?” balas Ga In seraya memberi Baekhyun peluk sapa. Hye Min
mengangkat sebelah alisnya ketika melihat adegan itu. “aku baik-baik saja. Hye
Min-ah, kenalkan ini Ga In, sunbae-ku waktu
SMA dulu. Ga In nuna, ini Hye Min,
dia yeojachingu-ku.” Baekhyun saling
mengenalkan kedua gadis itu.
“kau datang sendirian?” tanya Baekhyun.
“tidak. Aku sedang menunggu temanku. Sepertinya dia
akan datang terlambat.”
“bagaimana jika kau bergabung dengan kami selagi
menunggu temanmu itu?” tawar Baekhyun.
“baiklah. Aku paling tidak suka jika menunggu
sendirian.”
Hye
Min menarik lengan Baekhyun, lalu berbisik kepadanya “kau bercanda?”.
“sudahlah, hanya sebentar saja.” Baekhyun balas berbisik. Hye Min menghela
napas pasrah. Hatinya merasa dongkol dengan sikap laki-laki itu. Apa yang
sedang laki-laki itu pikirkan? Hari ini adalah anniversary hubungan mereka yang pertama. Hye Min berharap
menghabiskan makan malam romantis bersama Baekhyun. Hanya berdua. Tapi apa yang
laki-laki itu lakukan ? dia malah merusak moment
makan malamnya dengan menyeret wanita lain bergabung kemejanya.
Hye
Min, Ga In, dan Baekhyun mengobrol sambil menikmati hidangan di restoran itu.
Sebenarnya Hye Min tidak benar-benar ikut mengobrol. Pembicaraan didominasi
oleh Ga In dan Baekhyun. Hye Min hanya sesekali menimpali pertanyaan yang
dilontarkan oleh kedua orang itu. Oh
astaga Baekhyun. Kau pikir ini acara reuni? Gerutu Hye Min dalam hati.
“Hye Min-ssi, apakah Baekhyun suka membuatmu kesal?”
tanya Ga In sambil memotong daging panggangnya.
“ya, terkadang.”
“kau harus sabar menghadapinya. Sejak dulu Baekhyun
memang childish. Dan itu sering
membuat orang kesal.” Ungkap Ga In seraya melirik Baekhyun, lalu menoleh ke
arah Hye Min dan tersenyum.
“tentu. Aku akan berusaha sebisaku untuk
menghadapinya.” Balas Hye Min sambil memaksakan seulas senyum.
Rasa
bosan mulai menyergap Hye Min. Ia kira makan malam ini akan berjalan sesuai
yang ia bayangkan. Tapi dugaannya salah. Tidak ada alunan musik klasik yang
mengiringi acara makan malamnya, yang ada hanya kicauan 2 orang yang sudah lama
tidak bertemu. Hye Min mengaduk-aduk supnya tanpa ada niat untuk memakannya.
Makanan disini rasanya mendadak hambar. Sepertinya suasana hatinya mempengaruhi
indra pengecapnya.
“maaf, aku permisi ke toilet sebentar.” Kata Ga In
seraya beranjak dari kursinya.
“eoh...silakan.” respon Baekhyun.
Hye Min berharap gadis itu bertemu dengan temannya,
agar dia tidak kembali kemejanya dan Baekhyun.
“kau
mau kerang tiram?” tawar Baekhyun. “boleh.” Jawab Hye Min seraya
mengnganggukkan kepalanya. Baekhyun memisahkan daging kerang dari cangkangnya,
lalu meletakkan daging itu di piring Hye Min. “kau pernah membuatkanku kalung
dari cangkang-cangkang kerang berbagai bentuk, kau masih ingat?” kata Hye Min
ketika mengingat kalung itu. “maaf ya, sepertinya aku lupa.” Balas Baekhyun
sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Hye Min kecewa mendengar
penuturan kekasihnya itu. Padahal menurutnya, kalung itu hadiah tercantik yang
pernah ia dapat dari Baekhyun karena kalung itu adalah buatan tangan laki-laki
itu.
7
menit kemudian Ga In kembali dari toilet. “apakah kalian mau sebotol wine?” tawar Ga In. “tentu. Ide yang
bagus.” Timpal Baekhyun. Ga In melambaikan tangan lentiknya ke arah seorang
pelayang pria yang memakai dasi kupu-kupu. Kemudian ia memesan sebotol wine setelah pelayan itu berada di
hadapannya. “aku jadi teringat saat kita masih pacaran dulu. Kau selalu
menantangku lomba minum. Tapi pada akhirnya akulah yang menjadi pemenangnya.
Dan aku harus menyeretmu ke dalam mobil. Kau sangat berat saat itu.” Kata Ga In
sambil menuangkan wine ke gelas
Baekhyun. Baekhyun terkekeh seusai mendengar cerita Ga In mengenai masa lalu
mereka. “aku bahkan pernah muntah di gaun yang baru kau beli.” Balas Baekhyun
yang masih terkekeh.
Hye
Min hampir saja tersedak makanan yang sedang ia kunyah. “mwo? Kalian pernah pacaran?” tanyanya spontan dengan nada
mengintrogasi. “iya, kami pernah pacaran. Tapi itu masa lalu. Kau tidak usah
khawatir. Maaf ya, aku telah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.” Jawab
Ga In dengan santai. Aura panas mulai menyelubungi tubuh Hye Min. Ia meminum wine-nya dengan sekali teguk. Ia tidak
ada masalah dengan sikap childish Baekhyun
yang kerap kali membuatnya kesal. Namun kali ini, laki-laki itu benar-benar
membuatnya jengkel tingkat akut. Kau
mengingat masa lalumu dengan Ga In, tapi kenapa kau melupakan kenangan kita?
Kau anggap apa aku ini eoh? Tenggorokkan Hye Min tercekat, sampai ia tidak
bisa menyuarakan kata-kata yang ada dipikirannya.
Hye
Min meraih botol wine, lalu
menuangkannya ke dalam gelasnya yang kosong sampai hampir penuh. Kemudian, ia
meneguknya lagi sampai tak tersisa sedikitpun. Hye Min sadar jika Baekhyun
sedang menatapnya dengan alis mengkerut. Laki-laki itu pasti heran melihatnya
minum sebanyak itu. Tapi, siapa peduli. Hye Min menghentakkan gelas kosongnya
ke meja yang membuat perhatian Baekhyun dan Ga In tertuju padanya.
“aku permisi ingin pulang.” Kata Hye Min seraya
bangun dari kursinya.
“tapi kau belum menyelesaikan makan malammu.” Respon
Baekhyun.
“aku tidak napsu makan.”
“akan kuantar kau pulang.”
“tidak perlu, aku akan naik taksi.” Balas Hye Min
ketus.
Hye
Min meninggalkan restoran itu dengan langkah cepat. Baekhyun menyusul gadis itu
keluar gedung. Ia tahu, ada yang tidak beres dengan sikap kekasihnya itu.
“Hye Min-ah tunggu dulu ! kenapa kau seperti ini
eoh? Baekhyun menahan pergelangan tangan Hye Min agar gadis itu tidak melangkah
semmakin jauh.
“kau pikir apa yang kau lakukan? Bagaimana
perasaanmu jika melihatku dekat dan akrab dengan mantan kekasihku?” Hye Min
balik bertanya dengan yang berkaca-kaca.
“kau cemburu?”
“lepaskan tanganku!”
“mianhaeyo, aku
tidak sengaja membuat hatimu terluka.”
“biarkan aku pergi!”
“shiro! Sebelum
kau memaafkanku, aku tidak akan melepasmu. Akan kulakukan apapun untuk bisa
mendapatkan maafmu.” Ucap Baekhyun tanpa mengalihkan tatapannya dari sepasang
mata hitam gadis itu.
“jangan bertindak kekanak-kanakan!”
“lihat saja...”
Baekhyun
melepaskan tangan Hye Min, lalu mengambil langkah cepat menuju ke dalam gedung.
Hye Min berdiri mematung. Otaknya mencerna kalimat laki-laki itu. Lihat saja... ucapan Baekhyun masih
menggema di telinga Hye Min. Apa yang
akan laki-laki itu lakukan? Gumam Hye Min dalam hati.
Ponsel
Hye Min berdering. Ia merogoh tas tangannya, lalu menempelkan benda persegi itu
ke telingannya. “lihatlah ke atap gedung!” kata si penelfon. Hye Min menurut.
Matanya membulat saat menemukan Baekhyun berdiri di pinggir atap gedung.
“sedang apa kau disana?” tanya Hye Min tanpa melepas pandangannya dari atap.
“aku akan lompat dari sini jika kau tidak mau
memaafkanku.”
“kau sudah gila?!”
“ya, aku gila karena kau yang marah padaku.”
“jangan bergerak, jika kau berani melangkah maka aku
akan membencimu selamanya.” Respon Hye Min yang memberi penekanan dikalimat terakhirnya.
Hye
Min memutus sambungan telfonnya dengan Baekhyun. Dengan setengah berlari ia
masuk ke dalam gedung, menuju lift untuk
sampai dilantai tertinggi gedung itu.
“hentikan tindakan bodohmu itu!” kata Hye Min
setelah berhasil menginjakkan kakinya di atap gedung.
“jika aku menurut, apakah kau akan memaafkanku?”
“hey, berfikirlah dewasa!”
“aku tidak mendengar kata ‘iya’ dari mulutmu, itu
berarti tidak ada maaf untukku.”
Baekhyun
mundur satu langkah dan tindakkannya itu membuat hidup laki-laki itu terancam.
“Baekhyun- ah~ ~ ~.” Hye Min berteriak histeris. Laki-laki itu tidak bercanda.
Dia melangkah mundur selangkah lagi yang membuat kakinya tidak berpijak lagi di
lantai. Tubuh laki-laki itu terhempas tertelan angin.
Hye
Min terduduk dilantai. Kedua kakinya lemas sampai ia tidak mampu lagi menopang
tubuhnya. Ia tidak dapat merasakan degup jantungnya dan dadanya sesak karena
sulit bernapas. Sekujur tubuhnya gemetar. “bukan seperti ini yang kuinginkan.”
Lirih Hye Min dengan air mata yang mengalir. Ia berusaha bangkit, lalu berjalan
menuju pinggir atap. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Ia
berharap ada orang membangunkannya dari mimpi buruk ini.
“Jung Hye Min!” panggil seseorang dari dasar gedung
menggunakan pengeras suara. Hye Min tersentak. Ia melongok ke bawah gedung. Ia
melihat Baekhyun terduduk di atas matras raksaksa berisi angin. Tampak juga
teman-teman dekat Baekhyun dan Hye Min di bawah sana. Apa-apaan ini? pikir Hye Min.
“happy
first anniversary. Saranghae Hye Min-ah.” Ucap Baekhyun lagi.
Baekhyun melihat Hye Min berjalan ke arahnya. Air
wajah gadis itu tidak bisa ditebak. Baekhyun tidak dapat memprediksi reaksi
seperti apa yang akan gadis itu tunjukkan. Ia siap kalaupun gadis itu akan
menamparnya. Bisa jadi, rencananya ini telah membuat Hye Min merasa sangat
jengkel.
Grep...
Hye Min menautkan kedua tangannya di tubuh Baekhyun. Ia mempererat lingkaran
tangannya dan menyandarkan pipinya di dada laki-laki itu yang menurutnya tempat
paling nyaman. “pabo! Aku hampir saja mati karena takut” omel Hye Min sambil lengan
atas Baekhyun. “maafkan aku. Aku hanya ingin memberi kejutan.” Balas Baekhyun
seraya menepuk-nepuk punggung Hye Min untuk menenangkan gadis itu. Baekhyun
merogoh saku blezer-nya, lalu
mengeluarkan sebuah benda. “ini untukmu.” Baekhyun menunjukkan benda itu kepada
Hye Min.
Sebuah
kalung berliontin batu ruby menggantung di tangan Baekhyun. Hye Min meraih
kalung itu. “kalungnya sangat cantik, gomawoyo.”
Ucapnya, lalu kembali memeluk Baekhyun. Semua orang yang ada di sekitar
mereka bersorak riuh. Ucapan ‘selamat’ dari teman-teman dekat pasangan itupun
tak berhenti mengalir.
“apakah Ga In benar-benar mantan kekasihmu?” tanya
Hye Min kepada Baekhyunn yang sedang memasangkan kalung di leher jenjang
gadisnya.
“anio, itu
bagian dari skenario.” Sela Ga In yang tiba-tiba datang. “awalnya aku tidak
setuju dengan rencana Baekhyun untuk mengerjaimu. Tapi, setelah aku tahu
rencana akhir namja itu, aku berubah pikiran.” Lanjut Ga In.
“daebak. Kalian
sukses mengerjaiku. Yaa! Baekhyun-ah, kau jadi sutradara saja. Dan kau, Ga
In-ssi, sepertinya kau berbakat jadi artis film.” Respon Hye Min sambil
mengerucutkan bibirnya.
Baekhyun
terkekeh, lau mengacak pelan rambut Hye Min. Ia tahu jika gadis itu tidak
benar-benar marah.
***
Baekhyun
dan Hye Min berjalan di trotoar pinggiran kota Seoul. Tangan mereka saling
bertautan, mengisi ruang di antara jemari mereka yang kosong dan melengkapi
satu sama lain. Karena acara makan malam mereka kacau, berjalan-jalan bukan hal
yang buruk.
“chagiya...”
“emh...” gumam Baekhyun.
“saat kau bilang tidak ingat mengenai kalung kerang
yang kau buatkan dulu untukku, apakah itu bagian dari rencanamu juga?”
“tepat sekali. Aku berusaha membuatmu sekesal
mungkin. Dan binggo...sepertinya aku berhasil.”
“ya itu sangat menyebalkan.” Hye Min memutar bola
matanya ke arah lain.
“ada satu hal lagi yang tidak kau ketahui.”
“apa itu?” Hye Min mendelik ke arah Baekhyun.
“aku sudah menyukaimu sebelum kau mengenalku.”
“bagaimana bisa?”
Baekhyun
mengeluarkan sesuatu dari saku blezer-nya
. sebelah alis Hye Min terangkat. “kerang?” gumamnya. “2 tahun lalu di
pulau Jeju, aku melihatmu melemparkan kerang ini kepada salah seorang
pengunjung pantai.” Papar Baekhyun.
Hye
Min memutar kembali memori yang telah usang di otaknya. Ya, ia ingat kejadian
itu. Kejadian dimana ia sedang jengkel dan melampiaskan ganjalan hatinya itu
pada sebuah kerang. Ia berniat melemparkan kerang itu ke laut, tapi sasarannya
meleset, kerang itu malah mendarat di kepala seorang pengujung pantai.
Mengetahui hal itu, Hye Min terbirit-birit meninggalkan tempat kejadian perkara
itu.
“kau disana saat kejadian itu?”
“ya, aku melihat semuanya.” Jawab Baekhyun.
“aissh...itu memalukan. Bisa-bisanya kau jatuh cinta
padaku di moment seperti itu.”
Cinta
seperti ini,
tanpa ku
ketahui,
datang dan
menemukanku dengan tak diduga-duga
(EXO-Don’t
Go)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar